Jumat, 14 Desember 2012

Lemari

Aku sangat bersyukur dengan kamar yang sekarang. Kamar ini jauh lebih baik dari kamar lama di rumah yang lama (kami baru pindah beberapa bulan lalu). Saking bersyukurnya aku, aku sangat menerima apapun kondisi kamar ini, termasuk dengan menerima kondisinya yang berantakan.

Ibuku menyadari rasa bersyukurku ini. Beliau mencoba mencari cara agar kamarku tidak terlalu berantakan. Tidak mungkin beliau setiap hari memarahiku untuk merapikan kamarku (kalo dipikir-pikir, aku seperti anak, kecil ya!). Maka, dibelilah lemari ini.


Lemari ini mirip lemari yang ada di perpustakaan, tanpa pintu. Hanya berupa kotak-kotak tempat menaruh buku dan barang-barang lainnya.


Koleksi buku yang ada di dalamnya antara lain adalah Kalkulus, SPSS17, Profesi Keguruan, Metode Penelitian Pendidikan dan kawan-kawannya. Sebagian ada yang masih rapi karena jarang dibaca dan sebagian lagi agak kucel karena keseringan dijadikan kipas.


Nah, gambar yang di atas ini koleksi film-filmku yang masih sedikit. Ini semua film original, lho.. Mahal, nih.! 😆

Sekian dulu tulisan soal lemari. Jangan lupa tinggalkan koemntar, ya!

Catatan: Sudut lain kamarku gak akan ditampilkan karena dapat memicu kontroversi di kalangan elit politik. Sekian

Comments


EmoticonEmoticon