Mei 2013 - @dnwahyudi

Cari Apapun di Sini

Review: 9 Summers 10 Autumns
0

Review: 9 Summers 10 Autumns

 Film Indonesia mulai bergeliat kembali kira-kira dua belas tahun yang lalu. Berbagai macam genre juga mulai bermunculan di layar lebar Indonesia. Tren yang awalnya dimulai dengan kisah romantis remaja dan kisah horror, sekarang bertambah dengan kemunculan genre-genre yang lain.

Salah satu tren yang muncul di perfilman Indonesisa adalah film yang diangkat dari kisah nyata penulisnya. Mau itu beneran seratus persen ataupun yang banyak bumbu dramanya, semua mulai mendapat tempat di menu hidangan pelahap film kita.

Saya bukan penonton idealis, tapi juga bukan penonton yang terjebak tren pasar. Jadi, saya pikir saya cukup mewakili selera rata-rata penonton Indonesia. Mungkin juga saya gak berkompeten untuk meng-kritik film, tapi dicoba ajalah.

Film yang ingin saya review kali ini adalah film 9 Summers 10 Autumns. Bukan cuma cerita yang ingin saya review, tapi beberapa aspek lainnya juga.  Sebelumnya saya mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan, karena seperti halnya kebanyakan orang Indonesia saya cuma bisa berkomentar.

*Asal Usul
Film 9 Summers 10 Autumns diangkat dari buku dengan judul yang sama. Buku ini merupakan kisah nyata penulisnya, seorang mantan direktur salah satu (kalo gak salah) perusahaan research yang ada di New York, Iwan Setyawan. Cerita lengkapnya tidak akan saya tuliskan karena pasti bisa Anda temukan di blog lain (yang gak sekeren blog saya).

*Promo
Gak seperti film lain yang promonya heboh banget, film ini (menurut saya) promonya kurang mantap. Saya sendiri baru mengetahui buku 9 Summers 10 Autumns dijadikan film kira-kira sebulan sebelum penanyangannya. Padahal, bagi orang seperti saya yang kerjaannya cuma nongkrongin website berita dan media sosial, mungkin saya termasuk orang yang paling cepat tahu kalua ada film baru yang akan dirilis.

Satu hari saya kirim message ke fanpage film 9 Summers 10 Autumns. Saya bermaksud untuk menyampaikan pendapat saya bahwa promo film ini kurang kencang. Di bawah ini screenshotnya.

Mungkin karena bahasa saya yang terlalu halus membuat si Admin gak sadar kalau saya lagi meng-kritik mereka. Dari isi jawaban si Admin terlihat jelas bahwa dia menganggap kesalahan ada pada saya. Dia kurang tidak menyadari kalau promo film ini kurang kencang. Ada yang pernah ngelihat iklannya di televisi, gak? Kalau saya sih gak pernah… Apa mungkin target penonton yang segmented membuat produser memutuskan untuk tidak membuat iklan untuk televisi? Jika ya, hal itu terlalu sombong (menurut saya lagi).

*Waktu penayangan
Film ini beredar di bioskop seluruh Indonesia mulai 25 April 2013. Mungkin (menurut saya lagi?!?), waktu penayangan ini dimaksudkan agar film 9 Summers 10 Autumns bisa menjadi sarana relaksasi yang muncul tepat setelah Ujian Nasional tingkat SMA. Sayangnya, terjadi pergeseran pada jadwal Ujian Nasional, dan…. Tahu sendiri lah.

Selain itu, ada kendala eksternal lainnya. Tanggal 25 April bertepatan dengan tayangnya film Iron Man 3 di Indonesia. Kalau Anda remaja (yang mana adalah golongan konsumen terbesar industri hiburan), film mana yang Anda pilih? 9 Summers 10 Autumns atau Iron Man 3?

Hmmm.. Apa lagi, ya.??

*(sedikit)Isi cerita
Film ini menceritakan kisah hidup Iwan Setyawan,mulai dari kelahirannya sampai dengan dia kembali dari New York. Saya kesulitan menemukan konflik utama dari cerita film ini. Mungkin karena saya gak baca bukunya. Mungkin juga karena film ini terlalu sulit saya cerna.

Ada dua (menurut saya lagi?!?!?) hal yang menjadi klimaks film ini.Yang pertama adalah tentang perjuangan Iwan untuk kuliah di IPB yang sempat ditentang Bapak. Yang kedua adalah tentang keputusan Iwan yang ingin kembali ke Malang.

Kalau konflik utama film ini adalah yang pertama, berarti ceritanya mengalami antiklimaks ditengah-tengah film (sebenarnya gak ada salahnya juga sih). Kalau yang kedua, menurut saya (lagi?!?!?) itu kalah heboh dengan yang pertama. Jadi, bagi Anda yang punya bukunya tolong kirimin saya bukunya supaya bisa baca ceritanya dengan kengkap (modus minta dibeliin).

Sekian dulu (kesahnya) nge-review kali ini. Semoga bermanfaat. Akhirul kalam wassalamualaikum warohmatullah wabarokatuh.

Bersama Tapi Tak Bertemu 0

Bersama Tapi Tak Bertemu

Kali ini lagi semangat banget nulis soal film. Walau gak bisa menandingi tulisan Rifai yang detail banget membahas film, aku coba ajalah.

ffPhoto by Skitterphoto: https://www.pexels.com/photo/abstract-analog-art-camera-390089/


Karena satu dan lain hal, aku jadi teringat tentang salah satu film yang aku tonton di HBO. Film ini judul-aslinya adalah Heung joh chow heung yau chow. Di HBO, diterjemahkan menjadi Turn Left Turn Right.

Film ini adalah film Hong Kong yang mengambil lokasi syuting di Taipei, Taiwan. Film ini bergenre romantis (yang sebenarnya gak cocok bagi jomblo seperti aku ðŸ˜Ž ). Diproduksi dan dirilis tahun 2003. 2003 berarti sepuluh tahun yang lalu. Sepuluh tahun yang lalu itu  adalah awal saat aku mulai ngelirik cewek (salah fokus).




Yang menjadi bintang dalam film ini adalah Takeshi Kaneshiro dan Gigi Leung.

Begini alur cerita film Turn Left,Turn Right.

Film ini bercerita tentang sepasang manusia yang ditakdirkan bersama tapi karena berbagai keadaan mereka tidak pernah bertemu. Takeshi Kaneshiro memerankan John Liu, seorang pemain biola yang sedang mencari pekerjaan. Gigi Leung memerankan Eve Choi, penerjemah yang juga sedang mencari pekerjaan (kasian deh lu pengangguran).

Suatu hari mereka bertemu di taman. John yang sedang duduk santai membantu Eve ketika lembaran naskah yang dibawanya tertiup angin kencang. Err.. sebenarnya alur ceritanya udah agak kabur dikepalaku, jadi aku ceritakan seingatnya aja ya..

Singkat kata, mereka tukar-tukaran nomor telepon (masak tahun 2003 orang Taiwan belum punya HP?!?). Karena hujan badai, nomor telepon yang ditulis di secarik kertas itu terhapus oleh air. Anehnya, mereka gak sempat tanya nama masing-masing.

Oh, iya. Di film juga diceritakan kalau sebenarnya mereka sudah bertemu sejak SMA. John gak berani ngajak bicara si Eve, jadi dia nongkrongin aja di belakangnya Eve waktu mereka naik kereta pas pulang sekolah. John cuma mengingat nomor induk siswa milik Eve yang ada di seragam Eve.

Penonton dibuat geregetan oleh berbagai macam adegan yang ada di film ini. Sehabis hujan badai yang menghapus nomor telepon, mereka berdua sakit. Karena sakit, gak bisa masak. Mereka berdua memesan makanan di restoran yang sama. Mbak-mbak delivery (mbak ini nantinya jadi public enemy) yang bikin sebel penonton  salah antar. Pesanan mereka berdua tertukar.

Karena sakitnya gak sembuh-sembuh, John menghubungi rumah sakit. Ia minta agar dijemput ambulance. Ambulance-nya juga salah alamat, bukannya jemputin John malah ke apartemennya Eve yang udah pingsan. Karena lama banget John nelpon lagi, ambulance datang lagi untuk jemput dia.

Lagi-lagi penonton dibikin geregetan ketika mereka di bawa ke ruang yang sama di rumah sakit (mungkin semacam UGDnya gitu).

Waktu di rumah sakit, ada seorang dokter yang naksir sama si Eve. Dokter ini benar-benar naksir sama Eve, tapi Eve gak berminat sama sekali.

Waktu di rumah sakit juga, John meminta bantuan Mbak Delivery supaya ngeberesin apartemennya yang berantakan. Si Mbak mau aja karena dia juga naksir sama si John.

Setelah mereka berdua keluar dari rumah sakit, si Dokter yang naksir sama Eve getol banget bantuin Eve, tapi Eve selalu menolaknya.

Karena penasaran, si Dokter menyewa jasa fotografer untuk jadi paparazzi, memata-matai Eve. Fotografer pun melaksanakan tugasnya.

Saat melaporkan hasil memata-matai Eve, Dokter dan Fotografer makan di restoran si Mbak Delivery. Nah, di sini adegan yang co cweet banget. Fotografer bilang ke Dokter kalau Eve nampaknya memiliki takdir untuk selalu bersama dengan John, tapi mereka gak pernah bisa bertemu. Fotografer menunjukkan berbagai foto Eve yang selalu ada John; saat Eve jalan dikerumunan orang, ada John di belakangnya tapi mereka gak saling lihat; Waktu John dan Eve menyebrang jalan, Eve naik jembatan penyebrangan, sedangkan John-nya enggak (dia jalan di bawahnya ). Semua fotonya begitu…

Gak sengaja, si Mbak Delivery melihat foto itu. Maka, terbentuklah persekutuan jahat antara Dokter dan Mbak Delivery untuk memisahkan John dengan Eve.

Berbagai cara dilakukan oleh Dokter dan Mbak Delivery untuk menghalangi hubungan John dengan Eve. Walau berusaha keras, Dokter dan Mbak Delivery tidak bisa mendapatkan keinginan mereka masing-masing.

Karena sering rapat bersama, akhirnya si Dokter dan Mbak Delivery saling suka. Jadian deh mereka.

Untuk membalas sakit hatinya karena cintanya gak dibalas, Dokter menunjukkan foto-foto hasil paparazzi kepada Eve. Foto ini benar-benar bikin Eve hancur.

Dokter dan Mbak Delivery sekali lagi mempermainkan Eve dan John. Dokter memberikan nomor telepon John, tapi dia tidak mengatakan siapa pemilik nomor telepon itu. Begitupun dengan Mbak Delivery, ia memberikan nomor telepon Eve kepada John (aku lupa, alasan apa yang diberikan Mbak Delivery kenapa dia memberikan nomor telepon tanpa nama itu).

Suatu hari, John menelepon nomor yang diberikan Mbak Delivery. Eve menerima telepon itu. Mereka berdua saling curhat masalah pekerjaan tanpa saling mengetahui kalau orang yang paling mereka cari di dunia ini sedang berbicara melalui telepon.

Jadi, karena udah lama gak ketemu akhirnya John dan Eve masing-masing menyerah dan lebih fokus pada pekerjaan. Mereka tetap saling curhat lewat telepon, tapi biasanya gak ngomong langsung. Mereka berkomunikasi melalui rekaman mesin penjawab telepon.

John menerima pekerjaan di Amerika (kalau gak salah ingat), sedangkan Eve menerima pekerjaan di Polandia (kalau gak salah ingat juga).

Suatu hari, saat sedang mengemasi barang, John mendengar pesan Eve di mesin penjawab telepon. Dari isi pesan itu dia tau ternyata orang yang dia cari selama ini adalah orang yang diteleponnya itu. Langsung aja John telepon balik si Eve, tapi gak ada yang ngangkat. John langsung berlari keliling Taipei (lebay) sambil teriak-teriak memanggil Eve (udah stres banget dianya), tapi gak ketemu juga.

John balik lagi ke apartemennya dengan putusa asa sambil meneruskan mengemasi barang. Sekali lagi dia mencoba untuk menelepon Eve. Eve yang sebenarnya ada di kamarnya tidak bisa mengangkat telepon karena di Taipei lagii ada gempa. Gempa mulai mengkhawatirkan, tapi John tetap menunggu jawaban dari Eve.

Gempa semakin membesar, sampai akhirnya merubuhkan dinding apartemen John. Saat lubang di dinding membesar, gempa berhenti. John yang masih setia menunggu di telepon mendengar suara telepon berdering dari kamar sebelah. Dari situ terungkap kalau ternyata Eve dan John selama ini hanya dipisahkan oleh sebuah dinding.

Dan akhirnya mereka bertemu….

*Sorry kalau reviewnya alur ceritanya gak lengkap.

Tentang Nasi Bungkus 0

Tentang Nasi Bungkus

*The following article contains offensive material. Reader discretion advised

Selera gak bisa dipaksakan. Kita gak bisa memaksakan orang untuk menyukai atau tidak menyukai sesuatu. Selera makanan salah satunya.

Photo by Suhairy  Tri Yadhi: https://www.pexels.com/photo/nasi-lemak-served-on-banana-leaf-11912788/

Jadi, muncul keheranan dalam kepalaku ini mengapa Nasi Bungkus tertentu yang rasanya begitu-begitu aja kok bisa lumayan laris di jagad kuliner tanah air Indonesia. Setelah melalui beberapa menit perenungan dangkal, akhirnya kutemukan pencerahan asal-asalan mengenai Nasi Bungkus itu.

  1. Aku lebih memilih makan nasi goreng darurat buatan ibuku yang hanya pakai bumbu garam dan bawang merah daripada disuruh ðŸ˜Ž makan Nasi Padang.
  2. Nasi Bungkus tertentu itu adalah sebuah kesuksesan ðŸ‘¿ marketing karena rasanya biasa aja tapi ada di mana-mana.
  3. Nasi Bungkus tertentu itu seperti Shireen Sungkar; ðŸ˜¯ Gak begitu menarik tapi terkenal Banget.

Sekian dulu soal Nasi Bungkus Tertentu itu. Terima Kasih.

*Nasi Bungkus Tertentu yang dimaksud adalah Nasi Bungkus tertentu versi Loa Janan, Samarinda, Kalimantan Timur. Aku belum pernah makan Nasi Bungkus di tempat lain.

 

Masuk Koran 0

Masuk Koran

Pengen banget masuk koran, selain bisa terkenal 😎 juga bisa menambah pembaca yang jarang bersentuhan dengan internet. Aku juga mau seperti kakaakin yang cerpen beliau berhasil dimuat di koran, tapi aku gak pernah nulis cerpen. Jangankan nulis, bacanya aja jarang. :p

Peluang datang ketika Samarinda Pos membuka kesempatan kepada bloggger-blogger Samarinda untuk mempublikasikan tulisan di harian kota Samarinda itu. Langsung aja, deh aku coba untuk kirimkan tulisanku.

Mungkin udah lebih dari satu minggu sejak aku mention akun twitter-nya Sapos aku dihubungi lewat:email:  email. Email dikirim sabtu dinihari (4 Mei 2013) dan langsung aku balas saat itu juga. Eh, tau-tau Minggu paginya udah dimuat. Lumayan cepat juga…


Minggu pagi aku keluar cari koran dengan terburu-buru karena aku harus segera berangkat :tkp ke kebun karet. Untung gak susah nyari korannya.

Tulisanku yang dimuat di Samarinda Pos ini adalah yang berjudul Pesona Tersembunyi Tanah Borneo (tuh fotonya di atas).

Nah sekian dulu tulisan kali ini, aku lagi sibuk skripsi.

Related Post

Ad Placement