Rabu, 30 April 2014

Kartu Gelombang Kedua

Kegiatan postcrossing-ku dalam beberapa minggu ini terhenti sejenak. Terhentinya kegiatan postcrossing ini sama halnya dengan terhentinya kegiatan blogging, dikarenakan aku sedang sibuk memikirkan nasib bangsa.. 😛

Sebenarnya aku belum bisa disebut postcrosser, karena aku sama sekali belum pernah mengirimkan satu biji kartu pos pun. Selama ini, nongkrong di Grup KPI hanya sekedar baca-baca dan juga nyari-nyari kesempatan kalau ada yang sedang berniat mengadakan giveaway. 😆

Sama halnya dengan kegiatanku di Grup KPI, di cardtopost.com juga begitu. Sekedar sapa sana-sini mencari orang yang mau mengirimkan kartu posnya padaku.

Beberapa hari yang lalu (eh, sebenarnya lebih dari sebulan :malu: ), aku menerima kartu pos dari teman yang tergabung di cardtopost.com. Tidak tanggung-tanggung, ada tiga lembar kartu pos yang datang secara bersamaan. Mungkin, Pak Pos-nya bosan bolak-balik, :cemberut: jadi ditumpuk dulu nih kartu pos yang dialamatkan kepada diriku yang ganteng ini. 😎

Kartu Pos yang pertama ini adalah kartu pos dari Tiny Yuniar. Kartu pos ini bercap Hari Terbit Pertama perangko Shio Kuda. Di bawahnya, ada tulisan tanggal 15 Januari. Gambar yang ada di kartu pos ini adalah Grand Hotel Lembang. Sepertinya, fotonya diambil pada masa kolonial.

Kartu pos yang kedua ini adalah kartu pos yang dikirim oleh Malika. Kartu pos unik berbentuk cupcake ini sepertinya juga bercap yang sama dengan kartu pos yang dikirim Tiny Yuniar, tapi cap posnya kurang terlihat jelas. Kemungkinan cap posnya kena es teh yang gak sengaja ditumpahin sama Pak Posnya.. 😀

Oh, iya. Ada kejadian yang agak unik dengan kartu pos cupcake ini. Malika menggunakan bahan sejenis resin atau entah apa untuk menghias kartu pos yang cantik ini. Hiasan ini sepertinya meleleh saat terkena panas matahari. Lelehan hiasan ini menempel pada sebuah surat dalam amplop yang ditujukan ke kota Bontang. Karena amplop yang tertempel itu alamatnya tidak terlihat, jadi amplop itu ikut diserahkan Pak Pos kepadaku. Mungkin, Pak Posnya mengira dua sedjoli amplop dan kartu pos ini dikirim sebagai satu paket.

Kartu pos ketiga adalah kartu pos yang dikirim oleh Wahyi Dwi Ulfa. Kartu pos ini masih temenan sama kartu pos yang dikirim temanku pada gelombang pertama dulu. Nah, kartu pos ini bahkan lebih unik lagi karena belum di cap pos sama Pak Pos.

Dengan posting blog ini aku juga mau meminta maaf kepada teman-teman yang sangat tulus mengirimkan kartu pos ini, namun belum sempat aku upload fotonya di cardtopost.com. Mohon maaf juga karena belum sempat membalas kartu posnya. Aku akan segera membalas kartu pos kalian, Teman-teman..

Sampai di sini dulu tulisan kali ini, aku mau bikin kartu pos dulu…

Salam Postcrossing…. 🙂
Comments


EmoticonEmoticon